Tujuan Intruksional Umum:
Mahasiswa
dapat memahami dan menghayati kenyataan2 yg disebabkan oleh adanya pertentangan
sosial, mengetahui faktor2 yg dapat menyebabkan pertentangan sosial, mengkaji
pertentangan yang dapat menimbulkan ketegangan sosia, memahami dan menghayati
adanya berbagai golongan yg berbeda-beda, bersamaan dengan integrasi sosial,
mengkaji masalah integrasi sosial
1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan kepentingan
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang diskriminasi dan
ethosentris
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pertentangan dan
ketegangan dalam masyarakat
4. Mahasiswa dapat menyebutkan golongan2 yg berbeda dan
integrasi sosial
5. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang integrasi
nasional
1.
PERBEDAAN
KEPENTINGAN
Kepentingan merupakan dasar dari
timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi
kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam
memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang prinsip bahwa
tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya,
maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada
hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena
individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam
aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya
timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu
antara lain berupa :
1. Kepentingan individu untuk
memperoleh kasih sayang
2. Kepentingan individu untuk
memperoleh harga diri
3. Kepentingan individu untuk memperoleh
penghargaan yang sama
4. Kepentingan individu untuk
memperoleh prestasi dan posisi
5. Kepentingan individu untuk
dibutuhkan orang lain
6. Kepentingan individu untuk
memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
7. Kepentingan individu untuk
memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8. Kepentingan individu untuk
memperoleh kemerdekaan diri
Perbedaan
kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi
mengenal beberapa fase yaitu:
1. fase disorganisasi yang terjadi
karena kesalahpahaman.
2. fase dis-integrasi yaitu
pernyataan tidak setuju.
fase dis-integrasi ini memiliki
tahapan (Menurut Walter W. Martin dkk):
· Ketidaksepahaman anggota kelompok
tentang tujuan yang dicapai.
· Norma sosial tidak membantu dalam
mencapai tujuan yang disepakati.
· Norma yang telah dihayati
bertentangan satu sama lain.
· Sanksi sudah menjadi lemah
· Tindakan anggota masyarakat sudah
bertentangan dengan norma kelompok.
2. PRASANGKA,
DISKRIMINASI, DAN ETHNOSENTRISME
1.
Prasangka
dan Diskriminasi
adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan
tersebut dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat.
Prasangka memiliki dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak masih
kecil, unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Suatu hal yang saling berkaitan,
apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif
terhadap ras yang diprasangkanya. Tetapi yang bersikap diskriminatif tanpa
didasari prasangka. "Perbedaan pokok antara prasangka dan diskriminatif
adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminatif
pada tindakan." Menurut pendapat Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan
untuk berespon baik secara positif dan negatif terhadap seseorang, objek atau
situasi. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak tampak, aksi yang
bersifat realistis, sedangkan prasangka tidak diketahui oleh individu
masing-masing. Prasangka ini sebagian bersifat apriori atau tidak berdasarkan
pengalaman sendiri, tergesa-gesa, berdasar generalisasi yang terlampau cepat
dan berat sebelah.
2.
Perbedaan
Prasangka dan Diskriminasi
Tak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun
banyak pula yang sukar untuk berprasangka. Tampaknya kepribadian dan
intelegensia, serta faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya
prasangka. Antara prasangka dan diskriminasi dapat dibedakan dengan prasangka
bersumber dari suatu sikap, diskriminasi menunjuk kepada tindakan.
3.
Sebab-sebab
timbulnya Prasangka dan Diskriminasi
·
Latar
belakang sejarah
·
Dilatar
belakangi oleh perkembangan Sosio-Kultural dan Situasional
·
Bersumber
dari faktor kepribadian
· Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan Agama
4.
Usaha
mengurangi / menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi
·
Perbaikan
kondisi Sosial Ekonomi
·
Perluasan
kesempatan belajar
·
Sikap
terbuka dan sikap lapang
5.
Ethnosentrisme
adalah anggapan suatu bangsa / ras yang cenderung menganggap kebudayaan
mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis sesuai dengan kodrat alam dan
beranggapan bahwa bangsa / ras lain kurang baik dimata mereka. Akibat
ethnosentrisme adalah penampilan ethnosentrik yang dapat menjadi penyebab utama
kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Ethnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap
dasar ideologi chauvinis yang melahirkan chauvinisme yaitu merasa diri
superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain dan memandang bangsa lain adalah
inferior, nista, rendah, bodoh, dll. Chauvinisme pernah dianut oleh orang-orang
Jerman pada masa Nazi Hitler.
3.
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN
SOSIAL/KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang
lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar. Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang
merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu :
1. Terdapat
dua atau lebih bagian yang terlibat dalam konflik
2. Memiliki
perbedaan yang tajam dalam, kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun
gagasan-gagasan.
3. Terdapat
interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan
dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau
permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan:
1. Pada
taraf di dalam diri sendiri
2. Pada
taraf kelompok
3. Pada
taraf masyarakat
Adapan
cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Elimination
2. Subjugation atau Domination
3. Majority
Rule
4. Minority
Consent
5. Compromise
6. Integration
4.
GOLONGAN-GOLONGAN
YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
1. Masyarakat Majemuk dan Nation Indonesia
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri
dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan
nasional yang berwujud Negara Indonesia. Masyarakat majemuk itu dipersatukan
oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan
administrasi pemerintahan, politik, ekonomi dan sosial. Untuk lebih jelasnya
dikemukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut:
·
Suku Bangsa
san Kebudayaannya
·
Agama
·
Bahasa
·
Nation
Indonesia
2. Integrasi
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdek adalah integrasi diantara
masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian
persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukannya, mereka dapat
hidup serasi berdampingan seperti yang tertulis pada Lambang Negara yaitu
"Bhinneka Tunggal Ika", yang memiliki makna "berbeda-beda tetapi
tetap merupakan kesatuan".
3.
Integrasi
Sosial
Diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari
individu, keluarga, lembaga masyarakat secara keseluruhan. Ini akan terwujud
apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak
terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang saling melengkapi dan
tumbuh integrasi tanpa paksaan.
4.
Intgrasi
Nasional
Integrasi Nasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia,
yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah
integrasi sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang
dihadapi berbeda dan latar belakang sosio-kultural nation state berbeda pula,
sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan,
dapat dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak. Beberapa
permasalahan Integrasi Nasional
·
Perbedaan
Ideologi
·
Kondisi
masyarakat yang majemuk
·
Masalah
territorial daerah yang berjarak cukup jauh
·
Pertumbuhan
partai politik
Sumber : http://ndirezpector.blogspot.com/
Menurut Saya : Dalam
kehidupan masyarakat sering terjadi konflik mulai dari konflik yang terjadi
dalam lingkungan keluarga hingga konflik yang terjadi dalam partai politik.
Konflik tersebut itu timbul karena setiap manusia mempunyai sikap, tujuan, dan
kepentingan yang berbeda – beda yang kadang sulit untuk disatukan sehingga
konflik ini timbul. Terlebih pada saat sekarang sering kita dengar dalam partai
politik. Dalam hal ini konflik tersebut timbul karena masyarakat yang terlibat
di dalamnya mempunyai sikap pikiran, gagasan, tujuan yang berbeda –beda untuk
membesarkan partainya. Tidak jarang masyarakat yang terlibat dalam partai
politik dapat menyatukan satu sma lain demi kepentingan atau tujuan mencapai
suatu kekuasaan. Oleh karena itu di perlukan suatu cara bagaimana menyatukan
perbedaan –perbedaan tersebut menjadi satu kesatuan tujuan, sehingga tidak
terjadi konflik.
Categories: