Irvan Delarocha


Tujuan Intruksional Umum: 

Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kenyataan2 yg disebabkan oleh adanya pertentangan sosial, mengetahui faktor2 yg dapat menyebabkan pertentangan sosial, mengkaji pertentangan yang dapat menimbulkan ketegangan sosia, memahami dan menghayati adanya berbagai golongan yg berbeda-beda, bersamaan dengan integrasi sosial, mengkaji masalah integrasi sosial

1.       Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan kepentingan
2.       Mahasiswa dapat menjelaskan tentang diskriminasi dan ethosentris
3.       Mahasiswa dapat menjelaskan pertentangan dan ketegangan dalam masyarakat
4.       Mahasiswa dapat menyebutkan golongan2 yg berbeda dan integrasi sosial
5.       Mahasiswa dapat menjelaskan tentang integrasi nasional


1.       PERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :

1.    Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
2.    Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
3.    Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
4.    Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5.    Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
6.    Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
7.    Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8.    Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri

Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:


1.    fase disorganisasi yang terjadi karena kesalahpahaman.
2.    fase dis-integrasi yaitu pernyataan tidak setuju.
fase dis-integrasi ini memiliki tahapan (Menurut Walter W. Martin dkk):
·     Ketidaksepahaman anggota kelompok tentang tujuan yang dicapai.
·     Norma sosial tidak membantu dalam mencapai tujuan yang disepakati.
·     Norma yang telah dihayati bertentangan satu sama lain.
·     Sanksi sudah menjadi lemah
·     Tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok.

2.       PRASANGKA,  DISKRIMINASI, DAN ETHNOSENTRISME

1.       Prasangka dan Diskriminasi

adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka memiliki dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak masih kecil, unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Suatu hal yang saling berkaitan, apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangkanya. Tetapi yang bersikap diskriminatif tanpa didasari prasangka. "Perbedaan pokok antara prasangka dan diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan." Menurut pendapat Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk berespon baik secara positif dan negatif terhadap seseorang, objek atau situasi. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak tampak, aksi yang bersifat realistis, sedangkan prasangka tidak diketahui oleh individu masing-masing. Prasangka ini sebagian bersifat apriori atau tidak berdasarkan pengalaman sendiri, tergesa-gesa, berdasar generalisasi yang terlampau cepat dan berat sebelah.

2.       Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi

Tak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak pula yang sukar untuk berprasangka. Tampaknya kepribadian dan intelegensia, serta faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka. Antara prasangka dan diskriminasi dapat dibedakan dengan prasangka bersumber dari suatu sikap, diskriminasi menunjuk kepada tindakan.

3.       Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminasi

·     Latar belakang sejarah
·     Dilatar belakangi oleh perkembangan Sosio-Kultural dan Situasional
·     Bersumber dari faktor kepribadian
·     Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan Agama

4.       Usaha mengurangi / menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi

·     Perbaikan kondisi Sosial Ekonomi
·     Perluasan kesempatan belajar
·     Sikap terbuka dan sikap lapang

5.       Ethnosentrisme

adalah anggapan suatu bangsa / ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa / ras lain kurang baik dimata mereka. Akibat ethnosentrisme adalah penampilan ethnosentrik yang dapat menjadi penyebab utama kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Ethnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi chauvinis yang melahirkan chauvinisme yaitu merasa diri superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain dan memandang bangsa lain adalah inferior, nista, rendah, bodoh, dll. Chauvinisme pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada masa Nazi Hitler.

3.       PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL/KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT

Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar. Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu :
1.    Terdapat dua atau lebih bagian yang terlibat dalam konflik
2.    Memiliki perbedaan yang tajam dalam, kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan.
3.    Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan.

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan:
1.    Pada taraf di dalam diri sendiri
2.    Pada taraf kelompok
3.    Pada taraf masyarakat

Adapan cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Elimination
2.     Subjugation atau Domination
3.    Majority Rule
4.    Minority Consent
5.    Compromise
6.    Integration

4.          GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL

1.       Masyarakat Majemuk dan Nation Indonesia

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional yang berwujud Negara Indonesia. Masyarakat majemuk itu dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi dan sosial. Untuk lebih jelasnya dikemukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut:
·     Suku Bangsa san Kebudayaannya
·     Agama
·     Bahasa
·     Nation Indonesia

2.       Integrasi

Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdek adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan seperti yang tertulis pada Lambang Negara yaitu "Bhinneka Tunggal Ika", yang memiliki makna "berbeda-beda tetapi tetap merupakan kesatuan". 

3.       Integrasi Sosial 

Diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga, lembaga masyarakat secara keseluruhan. Ini akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.

4.       Intgrasi Nasional

Integrasi Nasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integrasi sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio-kultural nation state berbeda pula, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak. Beberapa permasalahan Integrasi Nasional
·     Perbedaan Ideologi
·     Kondisi masyarakat yang majemuk
·     Masalah territorial daerah yang berjarak cukup jauh
·     Pertumbuhan partai politik

 




Menurut Saya : Dalam kehidupan masyarakat sering terjadi konflik mulai dari konflik yang terjadi dalam lingkungan keluarga hingga konflik yang terjadi dalam partai politik. Konflik tersebut itu timbul karena setiap manusia mempunyai sikap, tujuan, dan kepentingan yang berbeda – beda yang kadang sulit untuk disatukan sehingga konflik ini timbul. Terlebih pada saat sekarang sering kita dengar dalam partai politik. Dalam hal ini konflik tersebut timbul karena masyarakat yang terlibat di dalamnya mempunyai sikap pikiran, gagasan, tujuan yang berbeda –beda untuk membesarkan partainya. Tidak jarang masyarakat yang terlibat dalam partai politik dapat menyatukan satu sma lain demi kepentingan atau tujuan mencapai suatu kekuasaan. Oleh karena itu di perlukan suatu cara bagaimana menyatukan perbedaan –perbedaan tersebut menjadi satu kesatuan tujuan, sehingga tidak terjadi konflik.
Read More …






Tujuan intruksional umum:
Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kenyataan yang diwujudkan oleh gejolak masyarakat perkotaan, memahami dan menghayati kenyataan sosial yang di wujudkan oleh keberadaan masyarakat pedesaan, mengkaji hubungan antara masyarakat perkotaan
1.         Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian masyarakat
2.         Mahasiswa dapat menyebutkan syarat - syarat menjadi masyarakat
3.         Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian masyarakat
4.         Mahasiswa dapat menyebutkan 2 tipe masyarakat
5.         Mahasiswa dapat menyebutkan ciri - ciri masyarakat kota
6.         Mahasiswa dapat menyebutkan perbedaan antara desa dan kota
7.         Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan desa dan kota
8.         Mahasiswa dapat menjelaskan tentang aspek positif dan aspek negative
9.         Mahasiswa dapat menyebutkan 5 unsur lingkungan perkotaan
10.    Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi eksternal kota
11.    Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian desa
12.    Mahasiswa dapat menjelaskan ciri - ciri desa
13.    Mahasiswa dapat menyebutkan ciri - ciri masyarakat pedesaan
14.    Mahasiswa dapat menjelaskan sifat dan hakikat masyarakat pedesaan
15.    Mahasiswa dapat menyebutkan macam - macam  gejala masyarakat pedesaan



PENGERTIAN MASYARAKAT 
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Pengertian Menurut Para ahli sebagi berikut :
1.         R.Linton :
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial
2.         MJ.Herkovits :
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3.          J.L.Gilian :
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
4.          S.R.Steinmetz :
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
5.          Hasan Sadily :
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia.

Syarat - Syarat Menjadi Masyarakat
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1.          Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2.          Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3.        Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.

MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1.         Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2.         Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3.         Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4.        Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
·           Konflik
·           Kontraversi
·           Kompetisi

MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1.         Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2.       Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
3.        Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4.       Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5.       Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6.       Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7.         Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8.        Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar

PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1.      Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2.         Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3.         Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4.         Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5.      Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6.        Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7.       Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
1.        Pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
2.         Pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
3.         Masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
4.         Ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Mobilitas Sosial.
Mobilitas berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasi nya kelembagaan-kelembagaan.
1.         Banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah
2.         Waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan
3.         Bepergian setiap hari di dalam atau di luar
4.        Waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
5.         Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
6.         Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif
Pengawasan Sosial
Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lbh menyangkut masalah pelanggaran
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi
dari individu dibandingkan dengan kota
Standar Kehidupan
Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian
Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masingmasing faktor yang berbeda
Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku

Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis - jenis pekerjaan tertentu di kota. sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1.         Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
2.         Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
3.         Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
4.         Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
5.         Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :

a.         Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota.Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b.         Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya ;
c.         Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru ;
d.         Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
1.          Menekan angka kelahiran
2.          Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
3.          Membendung urbanisasi
4.          Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5.          Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar
6.          Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaa

Sumber :

Menurut Pendapat saya: Setiap manusia harus dapat hidup bermasyarakat, baik itu di lingkungan rumah, lingkungan tempat tinggal aau pun lingkungan sekolah tanpa ada perbedaan status, agama, dan suku. Satu sama lain harus dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam setiap kagiatan yang ada di masyarakat, agar terjalin suatu kesatuan dan hubungan kekeluargaan.

Read More …