Irvan Delarocha


Kerangka Karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur.

Urutan Waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian . Yang paling mudah dalam urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut kejadiannya atau berdasarkan kronologinya.


Contoh Outline (Kerangka Karangan Berdasarkan Urutan Waktu)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
1.2   Batasan Masalah
1.3   Tujuan Penulisan
1.4   Metode Penelitian

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Outline (Kerangka karangan)
2.2 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)
2.3 Pola Susunan Outline (Kerangka Karangan)
2.4 Macam-macam Outline (Kerangka Karangan)
2.5 Syarat Kerangka Karangan yang baik 
2.6 Langkah-langkah menyusun karangan satu per satu:

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan




BAB I

PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang

Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan),serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusunrapi dan lengkap disebut outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangkakarangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehinggadapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itusudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secaramenyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.

1.2   Batasan Masalah

Kerangka karangan banyak dipergunakan didalam setiap pembuatan penulisan karyailmiah sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan untuk pembuatan penulisan tersebut.Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini pada pola susunan secara garis besar, macam – macam dan syarat pembuatan outline (kerangka karangan).

1.3   Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui bagaimana pola susunan outline (kerangka karangan) secara garis besar.
2.Untuk mengetahui macam-macam outline (kerangka karangan) berdasar sifat rinciannyadan berdasar perumusan teksnya.
3.Untuk mengetahui syarat outline (kerangka karangan) yang baik.
 

1.4   Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data inimenggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan caramengkaji dan menelaah data dari internet.

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Outline (Kerangka karangan)

Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian Outline

Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atauguratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatukarangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis,logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

2.1.2  Pengertian Karangan

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkangagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,argumentasi, dan persuasi.

2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunangagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkankerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatukarangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiranutama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, ataudapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknyadipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.


2.2 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)

a.Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah. 
b.Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakahsusunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakahgagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c.Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisandikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dariseluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannyaterhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaksutama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapaiklimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d.Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perludibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akanmembawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yangdiutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yangdemikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kalihanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e.Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rinciandalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-faktauntuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telahdikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkankembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur,serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti,dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.



2.3 Pola Susunan Outline (Kerangka Karangan)

Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.

1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yangnyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiahyang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanyatulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
·      Asal usul penulis
·      Pendidikan si penulis
·      Kondisi kehidupan penulis
·      Keinginan penulis
·      Karir penulis

b.Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yangsangat erat dengan ruang atau tempat.Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisanyang bersifat deskriptif.
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
·      Di daerah Kalimantan
·      Di daerah Sulawesi
·      Di daerah Sumatra

c.Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada .Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian –  bagiantertentu.Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian ituharus di jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian –  bagiannya itu.

2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekalitidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengantanggapan penulis.Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat dibagimenjadi 6, yaitu :

a. Klimaks dan Anti klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentudari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang palingmenonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)·
·      Keresahan masyarakat·
·      Merajalela nya praktek KKN
·      Keresahan masyarakat
·      Kerusuhan social·
·      Tuntutan reformasi menggema

b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab .Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkandengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan inisangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)·
·      Tingginya harga bahan pangan
·      Penyebab krisis moneter
·      Dampak terjadi krisis moneter
·      Solusi pemecahan masalah krisis moneter 

c. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umumatau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakanlandasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif - alternatif untuk jalan keluar darimasalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)·
·      Apa itu virusH1N1
·      Bahaya virus H1N1
·      Cara penanggulangannyad
·      Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasansecara terperinci (khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
·      Para pangguna internet
·      Anak – anak 
·      Remaja
·      Dewasa
·      Manfaat internet
·      Media informasi
·      Bisnis
·      Jaringan social
·      Dan lain – lain



e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal,kemudian berangsur –angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal.Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakananalogi.

f.Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritasmempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, makaurutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca

2.4 Macam-macam Outline (Kerangka Karangan)

A.Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal, Cukup terdiri atas dua tingkat,dengan alasan:
a)Topiknya tidak kompleks 
b)Akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a)Topiknya sangat kompleks 
b)Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yangdikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebihlanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka KaranganFormal.Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :
Topik : Penggunaan kompor briket batubara
Judul : Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan Penanggulangannya
Tujuan : Memperoleh jalan keluar dari dilema penggunaan kompor briket batubara denganmeningkatnya pencemaran
Rumusan Masalah : Upaya apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar  tanpa menimbulkan masalah baru.Aspek yang diteliti :
a.   kebutuhan bahan bakar masyarakat Indonesia 
b.   sumber bahan bakar di Indonesia
c.   cadangan bahan bakar di Indonesiad.
d.  kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini berkaitan dengan kebutuhan dan penggunaan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar alternatif 
e.   efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif f. jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket batu bara


f.    jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket batu bara

Metode Penelitian :
Studi pustaka survey melalui wawancara dan penyebaran angket Literatur :
Cinningham, W.P. & B.W. Saigo. 1999. Environmental Science: a global concern.Fifth edition. Mc Graw, Boston
Kupchella, C.E. & M.C.Hyland. 1993. Environmental Science: Living in theenvironment. Brooks Cole Publishing company, Pacific Grove, CA.
Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second Edition. SaundersCollege Publishing, Forthworth, FL.
Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal. 2
www.wikipedia.com

B. Berdasar Perumusan Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik 
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik 

2.5 Syarat Kerangka Karangan yang baik 

a.  Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas.Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b.  Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c.  Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga
d.  rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
e.  Harus menggunakan simbol yang konsisten.

Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkankarangan.

2.6 Langkah-langkah menyusun karangan satu per satu:

1.  Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yangmendasari suatu karangan. Judul adalah kepala karangan. Misalkan temacakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
2.  Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak caramengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3.  Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengantema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telahdikumpulkan dengan teliti dan sistematis.Berikut ini petunjuk – petunjuknya :
1. Catat hal penting semampunya.
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasanyang lebih fokus dan terukur.Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.Berikut fungsi kerangka karangan :
a) Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis 
b) Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c) Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a)Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagramyang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul). 
b)Mengatur urutan gagasan.
c)Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d)Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bilaterdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan.(karangan tidak mengalir).
5.Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadapmateri yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.


BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuatOutline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuaidengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yangmemuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis ataudibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akanmenjadi pokok tulisan.Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan denganmenggunakan pola alamiah dan pola logis. Macam – macam outline ( kerangka karangan )dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
a.Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. 
b.Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c.Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ideatau pikiran itu tergambar jelas.
d.Harus menggunakan simbol yang konsisten.
 

Categories:

Leave a Reply