Kerangka Karangan merupakan rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian
ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur.
Urutan
Waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang di
dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian . Yang paling
mudah dalam urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut kejadiannya atau
berdasarkan kronologinya.
Contoh Outline (Kerangka Karangan
Berdasarkan Urutan Waktu)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2
Batasan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
1.4
Metode Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Outline
(Kerangka karangan)
2.2 Manfaat Outline
(Kerangka Karangan)
2.3 Pola Susunan Outline
(Kerangka Karangan)
2.4 Macam-macam Outline
(Kerangka Karangan)
2.5 Syarat Kerangka
Karangan yang baik
2.6 Langkah-langkah
menyusun karangan satu per satu:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar
karangan berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan),serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu
karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara,
sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusunrapi dan lengkap disebut outline
final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangkakarangan membantu penulis
untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehinggadapat dipastikan
apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itusudah tepat,
apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.Kerangka
karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan.
Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis,
dan dipertimbangkan secaramenyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.
1.2
Batasan Masalah
Kerangka karangan banyak
dipergunakan didalam setiap pembuatan penulisan karyailmiah sehingga banyak
ketentuan yang harus dilakukan untuk pembuatan penulisan tersebut.Untuk itu
Penulis hanya membatasi penulisan ini pada pola susunan secara garis besar, macam – macam
dan syarat pembuatan outline (kerangka karangan).
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini
adalah sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui
bagaimana pola susunan outline (kerangka karangan) secara garis besar.
2.Untuk mengetahui macam-macam outline (kerangka karangan)
berdasar sifat rinciannyadan berdasar perumusan teksnya.
3.Untuk mengetahui syarat
outline (kerangka karangan) yang baik.
1.4
Metode Penelitian
Metode yang digunakan
penulis dalam mencari atau mengumpulkan data inimenggunakan metode kepustakaan.
Dimana metode ini pengumpulan data dengan caramengkaji dan menelaah data dari
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Outline
(Kerangka karangan)
Berikut ini pengertian
dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai berikut :
2.1.1 Pengertian Outline
Pengertian Outline
menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atauguratan. Jadi
Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari
suatukarangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun
secara sistematis,logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
2.1.2 Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya
tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkangagasan dan
menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi,
deskripsi, eksposisi,argumentasi, dan persuasi.
2.1.3
Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah
rencana teratur tentang pembagian dan penyusunangagasan. Kerangka karangan yang
belum final di sebut outline sementara sedangkankerangka karangan yang sudah
tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.Kerangka karangan merupakan
suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatukarangan atau
tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari
pikiran-pikiranutama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok
tulisan.Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis
besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,
susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas
yang akan menjadi pokok tulisan, ataudapat juga didefinisikan sebagai satu
metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknyadipecah kedalam sub-sub topik
dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
2.2 Manfaat Outline
(Kerangka Karangan)
a.Untuk
menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.Untuk menyusun karangan
secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat
gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakahsusunan
dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat,
apakahgagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.
c.Memudahkan penulis
menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisandikembangkan menuju ke
satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dariseluruh karangan itu,
terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannyaterhadap klimaks utama
tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya.
Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaksutama,
maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga
tercapaiklimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d.Menghindari penggarapan
topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perludibicarakan dua
kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu.
Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu,
karena hal itu hanya akanmembawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila
penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada
bagian terdahulu berbeda dengan yangdiutarakan pada bagian kemudian, atau
bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yangdemikian ini tidak dapat diterima.
Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kalihanya membuang waktu,
tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus
menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian
lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e.Memudahkan penulis mencari
materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rinciandalam kerangka karangan
penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-faktauntuk memperjelas
atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telahdikumpulkan itu
akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.Bila seorang pembaca
kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkankembali kepada
kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah
dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud,
gagasan, struktur,serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan
merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan
tersebut dapat diteliti,dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih,
bukan secara terlepas-lepas.
2.3 Pola Susunan Outline
(Kerangka Karangan)
Secara garis besar, pola
kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis,
berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.
1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yangnyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiahyang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yangnyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiahyang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan
pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanyatulisan seperti ini
kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik
(riwayat hidup seorang penulis)
·
Asal usul penulis
·
Pendidikan si penulis
·
Kondisi kehidupan penulis
·
Keinginan penulis
·
Karir penulis
b.Spasial (ruang)
Landasan yang paling
penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yangsangat erat dengan
ruang atau tempat.Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisanyang bersifat
deskriptif.
Contohnya : Topik (hutan
yang sering mengalami kebakaran)
·
Di daerah Kalimantan
·
Di daerah Sulawesi
·
Di daerah Sumatra
c.Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang
dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang
ada .Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian –
bagiantertentu.Untuk menggambarkan hal tersebut
secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian ituharus di jelaskan
berturut – turut dalam karangan itu,
tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi
tanggapan atas bagian – bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai
dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu
di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekalitidak
ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat
dengantanggapan penulis.Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan
berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati
sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat dibagimenjadi 6, yaitu :
a. Klimaks dan Anti klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentudari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang palingmenonjol.
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentudari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang palingmenonjol.
Contoh : Topik (turunnya
Suharto)·
·
Keresahan masyarakat·
·
Merajalela nya praktek
KKN
·
Keresahan masyarakat
·
Kerusuhan social·
·
Tuntutan reformasi
menggema
b.
Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab .Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkandengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan inisangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab .Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkandengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan inisangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
Contoh : Topik (krisis
moneter melanda tanah air)·
·
Tingginya harga bahan
pangan
·
Penyebab krisis moneter
·
Dampak terjadi krisis
moneter
·
Solusi pemecahan masalah
krisis moneter
c.
Pemecahan Masalah
Di
mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umumatau
pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang
mempergunakanlandasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya
alternatif - alternatif untuk jalan keluar darimasalah yang di hadapi
tersebut.
Contoh : Topik (virus flu
babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)·
·
Apa itu virusH1N1
·
Bahaya virus H1N1
·
Cara penanggulangannyad
·
Umum khusus
Dimulai
dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan
pembahasansecara terperinci (khusus).
Contoh
: Topik (pengaruh internet)
·
Para pangguna internet
·
Anak – anak
·
Remaja
·
Dewasa
·
Manfaat internet
·
Media informasi
·
Bisnis
·
Jaringan social
·
Dan lain – lain
e. Familiaritas
Urutan familiaritas
dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal,kemudian berangsur –angsur
pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di
kenal.Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan
dengan mempergunakananalogi.
f.Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas
mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritasmempersoalkan apakah suatu
barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, makaurutan
akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh
para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para
pembaca
2.4 Macam-macam Outline
(Kerangka Karangan)
A.Berdasar Sifat
Rinciannya:
1) Kerangka Karangan
Sementara / Non-formal, Cukup terdiri atas dua tingkat,dengan alasan:
a)Topiknya tidak kompleks
b)Akan segera digarap
2) Kerangka Karangan
Formal:Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a)Topiknya sangat kompleks
b)Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yangdikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebihlanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka KaranganFormal.Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :
Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yangdikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebihlanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka KaranganFormal.Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :
Topik : Penggunaan kompor
briket batubara
Judul : Dilema Penggunaan
Kompor Briket Batubara dan Penanggulangannya
Tujuan : Memperoleh jalan
keluar dari dilema penggunaan kompor briket batubara denganmeningkatnya
pencemaran
Rumusan Masalah : Upaya
apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar
tanpa menimbulkan masalah baru.Aspek yang diteliti
:
a. kebutuhan bahan bakar
masyarakat Indonesia
b. sumber bahan bakar di Indonesia
c. cadangan bahan bakar di
Indonesiad.
d. kenyataan yang terjadi di
masyarakat saat ini berkaitan dengan kebutuhan dan penggunaan bahan bakar
batubara sebagai bahan bakar alternatif
e. efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif f.
jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket batu bara
f.
jalan keluar atas dilema
penggunaan kompor briket batu bara
Metode Penelitian :
Studi pustaka survey
melalui wawancara dan penyebaran angket Literatur :
Cinningham, W.P. & B.W.
Saigo. 1999. Environmental Science: a global concern.Fifth edition. Mc Graw,
Boston
Kupchella, C.E. &
M.C.Hyland. 1993. Environmental Science: Living in theenvironment. Brooks Cole
Publishing company, Pacific Grove, CA.
Raven, P.H., L.R. Berg
& G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second Edition. SaundersCollege
Publishing, Forthworth, FL.
Tribun Bandung, Minggu
(16 Oktober 2005), hal. 2
www.wikipedia.com
B. Berdasar Perumusan
Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara
Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
2.5 Syarat Kerangka
Karangan yang baik
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang
merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas.Kemudian buatlah
tesis atau pengungkapan maksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat
lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,
sehingga
d. rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
e. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk
menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk
kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam
mengembangkankarangan.
2.6 Langkah-langkah
menyusun karangan satu per satu:
1. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok
persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yangmendasari suatu karangan.
Judul adalah kepala karangan. Misalkan temacakupannya lebih besar dan
menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada
penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
2. Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal
dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak caramengumpulkannya, masing-masing
penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan
tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias
dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengantema pembahasan.
polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telahdikumpulkan dengan
teliti dan sistematis.Berikut ini petunjuk – petunjuknya :
1. Catat hal penting
semampunya.
2. Jadikan membaca
sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan
mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
Kerangka karangan
menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasanyang lebih fokus
dan terukur.Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian
per bab. Kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan
untuk mencapai tahap yang sempurna.Berikut fungsi kerangka karangan :
a) Memudahkan pengelolaan
susunan karangan agar teratur dan sistematis
b) Memudahkan penulis
dalam menguraikan setiap permasalahan
c) Membantu menyeleksi
materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun
kerangka karangan :
a)Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon
pikiran (diagramyang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).
b)Mengatur urutan gagasan.
c)Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d)Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang
baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bilaterdapat ide yang
bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan.(karangan tidak
mengalir).
5.Mengembangkan kerangka
karangan
Proses pengembangan
karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadapmateri yang hendak
ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat
diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam bahasa indonesia
untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuatOutline (Kerangka karangan)
dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuaidengan yang
diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yangmemuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis
ataudibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akanmenjadi pokok tulisan.Penyusunan outline (kerangka karangan)
secara garis besar dapat dilakukan denganmenggunakan pola alamiah dan pola
logis. Macam – macam
outline ( kerangka karangan )dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan
berdasar perumusan teksnya.Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik
adalah sebagai berikut :
a.Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b.Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c.Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara
logis, sehingga rangkaian ideatau pikiran itu tergambar jelas.
d.Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Categories: